Ads 1

Senin, 31 Oktober 2016

cara sukses budidaya dan beternak ayam kalkun

Produk dari ayam, baik itu daging maupun telurnya selalu menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Hal ini membuat usaha peternakan ayam memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Tak jarang, para wirausahawan muda pun melirik peternakan ini, satu diantaranya adalah Zainal. Usianya masih 23 tahun, namun ia sudah memiliki usaha yang menjanjikan, yakni peternakan ayam kalkun. Muhammad Zainal Arifin mengembangkan bisnis ini sejak tahun 2010. Berawal dari sekedar hobi memelihara ayam kalkun, kini Zainal bisa mengantongi omset hingga lima juta rupiah per bulan.
Zainal beternak ayam kalkun jenis M. gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar atau wild turkey. Saat ini ada sekitar 200 ekor kalkun di kandang miliknya. Konsumen Zainal rata-rata adalah pengusaha restoran
cara sukses budidaya dan beternak ayam kalkun
Kepada konsumen, Zainal menjual kalkun yang sudah memiliki berat antara 4 hingga 5 kg seharga Rp 250.000 per ekor. Sedangkan kalkun berbobot 6 hingga 8 kg dijual seharga Rp 350.000 per ekor. Lain lagi kalau kalkun besar berbobot 9 hingga 15 kg dijual dengan harga 650 ribu rupiah per ekor. Dalam sehari, Zainal bisa menjual antara 7 hingga 10 ekor kalkun. Ia juga menerima pesanan daging kalkun. Zainal menjual daging kalkun seharga 55.000 rupiah per kg. Selain dagingnya, telur kalkun juga laris diburu konsumen. Dalam sebulan, ayam kalkun bisa menghasilkan antara 15 hingga 20 butir telur. Tertarik untuk mengikuti jejak Zainal? Peternak kalkun memiliki peluang usaha yang menjanjikan. Perawatan kalkun juga tidak sulit. Untuk pakan, kalkun cukup diberi sayuran segar yang dicampur dengan bekatul. Dengan modal sedikit untung yang menggiurkan.


Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk usaha ayam kalkun?
Untuk memulai bisnis ternak ayam kalkun, tak jauh berbeda dengan ayam kampung maupun ayam broiler. Tahapan persiapannya dimulai dari pemilihan lokasi atau tempat usaha, pembuatan kandang, pengadaan bibit atau induk, penyediaan pakan, dan pemeliharaan. Semua tahapan ini hampir sama dengan peternakan jenis ayam lainnya. Silahkan baca "Usaha beternak ayam" di link ini!
Kemudian anda perlu juga mengetahui jenis-jenis ayam kalkun. Ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun betina memiliki ukuran lebih kecil dari kalkun jantan dengan warna bulu yang kurang berwarna-warni. Saat berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dengan melihat ukuran tubuhnya dan rentangan sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter.
Spesies kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal Amerika Tengah disebut M. ocellata. Kalkun hasil domestikasi yang diternakkan oleh para petani untuk diambil daging dan telurnya berasal dari spesies M. gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar (Wild Turkey). Sedangkan spesies M. ocellata kemungkinan adalah hasil domestikasi suku Maya di Amerika.
Untuk tahap pemilihan bibit ayam kalkun, yang perlu anda perhatikan adalah pemilihan bibit yang sehat dan unggul dengan ciri-ciri nafsu makan yang baik, kotorannya berwarna normal (tidak encer atau putih kehijauan), gerak-geriknya gesit dan lincah, serta berasal dari indukan unggul. Indukan yang unggul biasanya merupakan betina produktif yang memiliki kaki dan badan yang besar. Di pasaran harga bibit anak ayam kalkun atau DOC (Day Old Chick) sekitar Rp 20.000 - Rp 40.000 per ekor.
Untuk pemeiliharan dan perawatan, tak jauh berbeda dengan pemeiliharan ayam potong. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga fase, yakni:
cara sukses budidaya dan beternak ayam kalkun
Perawatan pertama (basic care) adalah perawatan yang dilakukan terhadap anakan ayam kalkun yang masih berusia 0 hari - 1,5 bulan. Hal terpenting pada masa perawatan ini adalah "warming lamp" atau pemanasan suhu kandang ayam dengan lampu. Ayam kalkun yang berusia kurang dari 1,5 bulan memerlukan suhu diatas 30-45 °C. Hal lain yang perlu juga anda perhatikan adalah feeding atau proses pemberian makan. Pada usia 0-20 hari anak ayam harus diberi makanan dengan kandungan nutrisi yang sesuai, misalnya berupa bekatul dicampur air panas dan tambahan potongan sayuran.
Perawatan menengah (Medium care) dilakukan ketika anakan telah mencapai usia lebih dari 1,5 bulan hingga 6 bulan atau menuju tahap dewasa. Pada masa ini, kita sudah bisa membedakan jenis kelaminya. Pemberian lampu penghangat sudah tidak dibutuhkan lagi dan persiapan kandang yang lebih luas agar ayam bisa bergerak secara bebas atau dibiarkan lepas dari kandang. Jenis pakannya pun tak jauh berbeda dari perawatan basic care.
Perawatan Lanjutan (advanced care) merupakan pemeliharaan ayam kalkun yang sudah memasuki usia lebih 6 bulan. Pada masa ini, sebaiknya pisahkan ayam kalkun yang berjenis kelamin jantan dengan pejantan lainya untuk menghindari perkelahian sesama pejantan. Bila kalkun betina tampak merunduk-runduk maka kalkun itu sudah siap untuk kawin dan sebentar lagi akan betelur. Pada masa inilah ayam kalkun akan mengawali masa reproduksi. Pada umur sekitar 7 bulan ayam kalkun bisa mencapai 8 kg- 9 kg, dan siap dipasarkan.


Apa sajakah ide bisnis turunan dari ternak ayam kalkun ini?
Menggeluti usaha peternakan ayam kalkun ternyata tak hanya sebatas dagingnya saja. Ada banyak bisnis turunan yang bisa dijalankan seperti: bisnis bibit kalkun, bisnis telur ayam kalkun, bisnis kios daging ayam kalkun, bisnis kotoran sebagai pupuk, kerja sama dengan restoran atau menjadi distributor daging kalkun, serta bisnis pemanfaatan atau pengolahan bulu kalkun menjadi produk ekonomis, misalnya kipas, kemoceng, aksesoris pakaian, dan sejenisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cara budidaya gurame di lahan sempit dengan sistem guba

Budidaya Gurami Lahan Sempit Sistem Guba Teknik Guba adalah (Teknologi Gugus Simba), yakni riset tentang manfaat probiotik bagi keberhasilan...