Ads 1

Jumat, 28 Oktober 2016

media ternak belut dalam drum

media ternak belut dalam drum

Budidaya belut di kolam drum dapat di taruh di mana saja, bisa di samping rumah atau di belakang rumah. Drum yang di pakai adalah drum-drum biasa misalnya drum bekas oli kemudian di beri mulut memanjang selebar kurang lebih 30 cm. Posisi drum nantinya dalam roboh bukan berdiri seperti pada waktu masih berisi oli. Jika ingin bentuk drum yang memanjang agar muat banyak, drum harus di sambung sambung dengan las listrik dengan ukuran panjangnya sesuai dengan selera anda tentunya anda sesuaikan juga dengan tempat yang ada. Sebelum di gunakan bagian dalam drum harus di cat dulu supaya tidak berkarat, kemudian setelah kering drum di isi dengan lumpur dengan ketebalan kurang lebih 50 cm dan ketinggian air kurang lebih 5 cm di atas lumpur.


Karena menggunakan media drum maka perlu dilakukan penyesuaian agar belut merasakan seperti di habitat aslinya. Untuk itu tanami eceng gondok di atas permukaan airnya dan sesuaikan banyaknya agar belut juga mendapatkan oksigen yang cukup. Jumlah eceng gondok sebaiknya kira-kira 30 persen dari permukaan air. Agar belut tetap sehat jangan lupa untuk memperhatikan temperatur udara agar jangan terlalu panas dan temperatur air yang bagus. Ciri belut yang sehat adalah belut yang lincah dan badan bersih tidak ada cacat. Bibit belut yang baru datang jangan langsung dimasukkan dalam kolam,  namunn harus di karantina dulu di tempat khusus selama kurang lebih 24 jam. Pemberian pakan belut cukup satu kali dalam sehari, inilah yang membuat pemeliharaan belut lebih mudah di bandingkan dengan budidaya ikan yang lain. Pemberian pakan biasanya di berikan pada sore hari sebab belut adalah hewan malam yang biasa mencari makan pada malam hari.


Pakan yang bagus untuk belut adalah bekicot, cacing sutra, keong mas, anakan ikan yang kecil kecil, dan di ampur dengan pelet dengan ukuran lima puluh lima puluh, jadi bekicot 5kg di campur dengan pelet 5kg tergantung banyaknya belut yang ada. Pada waktu perubahan kelamin sifat kanibalisme belut akan muncu , oleh kerena itu agar belut tak makan sesamanya maka pemberian pakan belut tak boleh terlambat dan harus tepat waktu. Belut yang umum di konsumsi adalah belut rawa dan belut sawah. Untuk komoditas export permintaan belut rata-rata berukuran minimal 400 hingga 500 gram. Ini berbeda kegemaran masyarakan indonesia yang umumnya menggemari belut yang berukuran kecil. Untuk belut export di ambil atau di panen jika sudah berusia 7 sampai dengan 9 bulan dengan ukuran per kilonya 1 hingga 2 ekor. Namun ada cara cepat yang hanya membutuhkan waktu 4 bulan saja.


Ketersediaan belut yang ada masih belum mencukupi permintaan pasar lokal maupun export sebab masih minimnya pembudidaya belut, untuk untuk prospek budaya belut kedepannya sangat bagus jika di tekuni dengan serius. Lahan sempit atau pekarangan rumah yang sempit sering menjadi kendala untuk menjalankan sebuah usaha, namun seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di sektor perikanan, peternakan dan perkebunan , kondisi ini sudah bukan menjadi kendala.  Usaha peternakan yang dapat dilakukan dilahan sempit adalah Budidaya belut. Mengapa kita dapat membudidayakan belut dilahan sempit , karena kita akan menggunakan media drum atau tong dari besi atau plastic.


PERLENGKAPAN Yang dibutuhkan untuk budidaya adalah sebagai berikut :
  1. Tong / drum , disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat.
  2. Paralon
  3. Kawat kasa
  4. Tandon penampungan air
  5. Ember , serok , cangkul , baskom dan jerigen dll.
PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA
Sebelum kita menjalankan budidaya belut dalam drum / tong , dibutuhkan media pemeliharaan sebagai tempat belut berkembang biak atau membesar, media pemeliharaan ini sangat penting mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media pemeliharaan ini. Untuk media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


1.     Drum / Tong.
Tong  yang digunakan sebaiknya tdk bocor dan berkarat , jika menggunakan drum / tong dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan dahulu dari karat dan lakukan pengecatan ulang dan diamkan sampai kering dan tidak berbau cat lagi.  Cara merakit Drum / tong :
  • Letakkan tong pada posisi mendatar , agar media menjadi lebih luas.
  • Buka bagian tengah drum / tong , sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.
  • Pasanglah alat / ganjal supaya drum / tong tidak menggelinding , atau bergerak .
  • Buat saluran pembuangan dibawah tong , letak dapat disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
  • Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan terkena langsung ke permukaan drum / tong, bahan bisa dibuat dengan memasang shading net / waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan mudah didapat lainnya.
2.     Media Tanah.
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir , tidak terlalu liat serta masih memiliki kandungan hara , disarankan untuk menggunakan media tanah dari sawah. Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :
  • Masukkan tanah kedalam drum / tong hingga ketinggian 30 – 40 cm.
  • Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
  • Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
  • Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.
Perlakuan tahapan diatas tidak berlaku , apabila menggunakan tanah dari sawah.

3.     Media Instan Bokashi.
Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan bahan campuran . Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan bokashi. Setiap drum / tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi. Bahan utama terdiri atas :
  • Jerami Padi (40 %).
  • Pupuk Kandang (30 %).
  • Bekatul (20%)
  • Potongan batang pisang (10% ).
Bahan campuran terdiri atas :
  • EM4.
  • Air sumur.
  • Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases).
Cara membuat Media Instan Bokashi:
  • Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
  • Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga merata.
  • Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
  • Tutup media dengan karung goni atau terpal selama  4 – 7 hari . bolak balik campuran agar tidak membusuk.
 4.     Mencampur Media point 1 dan 2.
  • Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata.
  • Massukkan air kedalam  drum/tong  hingga ketinngian 5 cm dan diamkan hingga terdapat plankton  dan cacing ( sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung drum/tong tidak perlu ditutup.
  • Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.
  • Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan ikan kecil..
  • Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.
Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.
 
5.     Masukkan bibit belut.
Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80 – 100 ekor per kg.
Perawatan belut didalam tong drum / tong relative lebih mudah karena pemantauan budidaya relative kecil, namun demikian perawatan tetap harus diperhatikan, antara lain:

1.     Pemberian Pakan.
Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan 5% dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya diberikan yaiyu cacing, kecebong , ikan ikan kecil , dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian pakandilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore / malam hari.

2.     Pengaturan Air.
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara mengalirkan air bersih kedalam drum/tong , sebaiknya air yang masuk berupa percikan air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagai penambah oksigen.

3.     Perawatan Tanaman Air.
Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.

4.     Pemberian EM4.
EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan2-3 kali sehari dengan dosis ½ sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air.

5.     Perawatan Sekitar Lokasi.
Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar , lumut , dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam.

Panen dilakukan setelah 3 – 4 bulan budidaya dilakukan atau sesuai dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar . Pemanenan untuk media drum / tong tentunya lebih mudah , dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.

Untuk menunjang bududaya belut yang berkelanjutan sebaiknya juga dipersiapkan bagaiman supply makanan yakni cacing , keong mas , bekicot dan lainnya. Selain itu juga diperhatikan bagaimana kelangsungan bibit setelah panen untuk budidaya berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cara budidaya gurame di lahan sempit dengan sistem guba

Budidaya Gurami Lahan Sempit Sistem Guba Teknik Guba adalah (Teknologi Gugus Simba), yakni riset tentang manfaat probiotik bagi keberhasilan...