Ads 1

Jumat, 28 Oktober 2016

strategi ternak belut di kolam terpal

strategi ternak belut di kolam terpal
Indonesia terdapat  3 jenis belut yakni belut sawah, belut rawa dan belut laut/payau. Paling banyak yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah belut sawah. Habitat hidup belut cukup luas dari perairan tawar sampai perairan laut. Belut cendrung hidup diperairan dangkal denga dasar lumpur,sawah, tepian rawa-rawa, danau. Sungai atau genangan air lainnya. Bentuk belut sangat berbeda dengan ikan karena lebih menyerupai ular yaitu gilig memanjang, tidak mempunyai sisip dada, sirip punggung dan sirip dubur telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan kulit tetapi  belut termasuk dalam golongan ikan. Sedangkan sirip dada dan sirip punggung hanya berbentuk semacam guratan kulit yang halus. Bentuk ekor pendek dan tipis, badan lebih panjang dari ekornya. Cara hidupnya sangat berbeda dari ikan karena belut suka membenamkan diri didalam lumpur dengan membuat lubang sebagai tempat hidupnya,


Belut tergolong jenis ikan yang toleran cukup tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya, sehingga penyebarannya mencakup wilayah giografis yang luas. Namum belut dewasa dengan belut pada pase larwa dan anakan terdapat perbedaan tempat hidup yang disukai. Belut dewasa mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggisehingga dapat hidup didalam lumpur atau dimedia yang sangat keruh.  Sedangka belut pada pase larva dan anakan lebih menyukai air yang berkualitas yang baik yakni pH 5-7. Hal ini karena pH yang terlalul asam dan basa tidak baik untuk proses pemijahan dan pemeliharaan larva belut.


Penebaran Benih
Benih belut yang ditebar dalam kolam terpal biasanya berukuran panjang sekitar 12-15 cm sebanyak 25 ekor/m2 atau berat sekitar 1-1,5 kg per m2 luas kolam budidaya. Oleh karena itu untuk menghindari tingginya angka kematian, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Benih yang ditebar sebaiknya dalam keadaan sehat, gesit, tidak sakit dan memiliki ukuran panjang tubuh yang sama. Hal ini untuk menghindari dari pesaingandalam memanfaatkan makanan.
  2. Sewaktu memasukkan belut kedalam media budidaya sebaiknya dengan pelan-pelan, sedikit demi sedikit biarkan belut keluar sendiri menuju kolam. Belut jangan dibenamkan dalam air media atau kolam dengan secara paksa. Bila belut yang ditebar kedalam kolam terpal dengan cepat membuat lubang itu artinya belut sudak cocok dengan media yang digunakan.
  3. Sebaiknya penebaran benih belut untuk pembesaran dilakukan disore hari dan pagi hari sebelum jam 09.00 karena waktu tersebut pengaruh intensitas cahaya matahari masih atau  sudah berkurang
  4. Pembudidaya belut ada yang berani menabar belut pada siang hari setelah benih belut diistirahatkan selama 30 menit dan diberi air serta larutan gula.
  5. Media yang sudah diisi belut jangan diaduk-aduk lagi karena dapat membuat belut stress dan mengalami kematian yang ditandai dengan keluarnya belut dari media lumpur atau belut merayap pada permukaan dipagi-siang hari. Kematian tersebut dapat disebabkan oleh strees, luka atau racun
Media budidaya Belut
 Pembuatan media untuk budidaya belut cukup berbeda dengan beudidaya ikan yang lainnya karena didalam media juga harus terkandung bahan organic sebagai tempat untuk membenamkan diri.  Terkait dengan pembuatan media untuk belut yang dibudidayakan pada kolam terpal, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yakni :
  1. Media budidaya belut memerlukan bahan organic yaitu berupa tanah dan kedeboh pisang. Oleh karena bahan organic tersebut lebih berat daripada air dalam volume yang sama, penyangga kolam terpal harus dibuat lebih kuat agar tidak jebol.
  2. Sebelum belut ditebar, upayakan media budidaya sudah bener-bener sudah siap. Bila proses pematangan media masih berjalan ( ditandai dengan masih berprosesnya gas bahan organic/suhu masih agak tinggi) bisa menggangu kehidupan belut
  3. Sebisa mungkin hindari kebocoran kolam terpal akibat digerogoti tikus. Kebocoran dapat menyebabkan media mongering dan dapat membahayakan kehidupan belut.
Pemberian Pakan
Tanah humus merupakan sumber makanan yang baik untuk belut karena didalam nya terdapat hewan renik seperti makrobenthos, cacing, siput, kerang atau larwa nyamuk. Tanah humus juga banyak mengandung banyak air yang sangat membantu sebagai media kehidupan belut.  Perhitungan pakan belut dilakukan dengan cara menghitung presentasi dari berat awal jumlah keseluruha belut yang dibudidayakan. Takaran pakan yang diberikan harus semakin meningkat mulai 5 -20%. Pemberian pakan untuk pertumbuhan belut diberikan 2-3 kali sehari. Pemberian pakan dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari. Pemberian pakan juga harus menberikan rasa nyaman bagi belut. Alasanya karena dengn rasa nyaman akan dapat mempengaruhi nafsu makannya sehingga belut mampu makan secara optimal. Beberapa cara pemberian pakan pada belut yakni :
  1. Beberapa hari sebelum benih belut ditebar dalam media budidaya, pada media budidaya sebaiknya dimasukkan pakan alami seperti bekecot, keong, yuyu stsu hewan lainnya yang telah direbus terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pakan alamim tersebut bisa terurai atau tercampur dengan media budidaya sehingga mikroorganisme yang dibutuhkan belut bisa tumbuh.
  2. Pakan yang diberikan hidup berupa ikan kecil atau kecebong, perhatikan kondisi ketinggian air jangan sampai terlalu tinggi karena belut akan kesulitan menangkapnya.
  3. Pakan yang diberikan berupa cacing, kondisikan cacing dapat hidup pada media budidaya dengan harapan belut dapat memakannya.
  4. Binatang mati juga dapat sebagai pakan alternative untuk kosumsi belut, tetapi harus sesuai takaran dan harus direbus dulu agar bisa bertahan lama dan tidak menimbulkan bau busuk pada air media budidaya.
Pemberian Pakan Pembesaran Belut Selama 4 Bulan untuk 10 Kg Belut
  1. Umur 30 hari  dari awal penebaran, presentase pakan yang diberikan 5%, berat pakan yang diberikan 0,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 30 x 0,5 = 15 kg
  2. Umur  60 hari, presentase pakan yang diberikan 10%, berat pakan yang diberikan 1 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 60 x 1 : 2 = 30 kg
  3. Umur 90 hari, presentase pakan yang diberikan 15%, berat pakan yang diberikan 1,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 90 x 1,5 : 3 = 45 kg
  4. Umur 120 hari , presentase pakan yang diberikan 20%, berat pakan yang diberikan 2 kg/hari dan jumlah pakan 120 x 2 : 4 = 60 kg
( Referensi dari Penebar swadaya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cara budidaya gurame di lahan sempit dengan sistem guba

Budidaya Gurami Lahan Sempit Sistem Guba Teknik Guba adalah (Teknologi Gugus Simba), yakni riset tentang manfaat probiotik bagi keberhasilan...