Setelah musim hujan melanda, kelangkaan benih ikan marak terjadi karena sulitnya proses budidaya benih. Akibatnya, harga benih ikan terdongkrak tinggi. Seperti benih gurami misalnya, harga telur mencapai Rp30-Rp50/butir, benih ukuran gabah Rp200/ekor, benih ukuran kuku Rp500/ekor, sedangkan benih ukuran jempol mencapai Rp750-Rp1.000/ekor.
Permintaan terhadap benih gurami terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan kolam pembesaran. Sebab, pemilik nama ilmiah Osphronemus goramy ini merupakan primadona ikan konsumsi di Tanah Air. Banyaknya restoran yang menyediakan berbagai hidangan gurami menjadi buktinya.
Gurami dalam Galon
Inovasi baru membenihkan gurami dikembangkan oleh Elang Ilik Martawijaya, MM. Direktur PT Penerbit IPB Press ini sukses membenihkan gurami dalam wadah galon bekas air kemasan isi ulang. “Awalnya, saya pertama kali coba pakai akuarium ‘kan repot pembersihannya, kiri kanan harus disifon. Saya iseng, lihat galon kalau dibalik ‘kan begitu bentuknya. Jadi nggak usah disifon dia langsung masuk. Akhirnya saya pakai galon,” ungkap Elang saat ditemui AGRINA di Sempur, Bogor, Jabar.
Menurut pria yang kental dengan jiwa wirausaha ini, pembenihan gurami dalam galon cocok bagi kalangan eksekutif yang ingin memulai agribisnis di lahan sempit. Pasalnya, budidaya benih gurami dalam galon hanya memerlukan lahan seluas 2 m x 3 m. Membenihkan gurami, sambung Elang, banyak keuntungan. Selain harganya yang tinggi dibandingkan komoditas air tawar lainnya, seperti nila, lele, mas, dan patin, memelihara gurami juga mudah dan tidak repot.
Benih gurami cukup diberi pakan dua kali sehari, sedangkan benih patin misalnya, harus diberi makan dua jam sekali. “Terus tidak bau, kalau lele ‘kan bau jadi nggak bisa di rumah,” ulas pria yang sudah mulai budidaya gurami dalam galon sejak 2008. Selain itu, gurami juga bukan termasuk ikan kanibal seperti nila atau lele.
Dengan lahan sempit Elang bisa menggunakan 10 galon sebagai wadah pembenihan. Setiap galon diisi sekitar 500 - 1.000 butir. Ia menyasar hasil panen benih gurami ukuran gabah, kuku, hingga jempol. Jika padat tebar benih mencapai 1.000 ekor/galon dengan kelangsungan hidup (Survival Rate, SR) 80% dan panen benih ukuran gabah seharga Rp200/ekor, Elang akan memperoleh omzet sekitar Rp1,6 juta/bulan.
Persiapan Wadah
Menurut Elang, galon yang digunakan sebagai wadah budidaya harus dibalik sehingga bagian bawahnya menjadi tempat keluarnya kotoran dan air. “Tujuannya untuk resirkulasi agar kondisi kualitas air tetap terjaga,” imbuh dia. Bagian bawah galon diberi penyaring agar benih gurami tidak mengalir ke pipa pembuangan.
tips jitu ternak ikan gurame tanpa repot |
Ayah dua anak itu menuturkan, gurami mudah terserang cendawan (jamur) jika kondisi lingkungan perairan bersuhu rendah. “Jamur itu hilang dengan suhu tinggi, maka kriteria suhunya harus tinggi, antara 27o – 35o C. Saya pernah masukin 5.000 butir ke galon, besok mati semua telurnya karena dingin, suhu 24o – 27o C,” bebernya.
Untuk menjaga kualitas air kolam pembenihan, Elang juga memasang filter air. Filter terdiri dari arang, karang berbentuk jahe yang umum disebut karang jahe, zeolit, dan kain kasa yang disusun dalam ember. Ia memaparkan, kain kasa berfungsi menyaring kotoran, zeolit untuk menetralkan pH, arang untuk mencegah timbulnya bau, dan karang jahe untuk menghidupkan bakteri baik. Filter dihubungkan dengan galon melalui pipa air.
Kondisi Nyaman
Setelah wadah budidaya siap digunakan, masukkan air setinggi 30 cm ke dalam galon dan tambahkan methylene blue untuk membunuh bakteri yang ada di dalam air. Sebelum telur gurami ditebar, air galon diperlakukan terlebih dahulu dengan filter dan heater selama seminggu. Tujuannya, agar air budidaya menjadi steril dan suhu berkisar 27o – 35o C.
Seminggu berselang, matikan filter air dan heater. Telur gurami sebanyak 1.000 butir siap ditebar ke dalam setiap galon dan didiamkan selama sepekan tanpa pemberian pakan. Sebab, masih ada cadangan makanan yang berasal dari kuning telur. Satu minggu kemudian telur gurami akan tumbuh menjadi benih ukuran gabah. Berdasarkan pengalaman penulis buku Bisnis di Rumah Sendiri Pembenihan Gurami di dalam Galon ini, SR telur gurami menjadi benih mencapai kisaran 80% - 90%.
Benih ukuran gabah itu mulai diberi pakan berupa artemia atau daphnia selama satu-dua minggu. Selanjutnya, benih mulai diberi pakan cacing sutera. “Pakannya sebulan itu bisa Rp10 ribu segalon. Artemia saya cuma beli Rp10 ribu dikultur 4 kali. Cacing satu mangkok Rp5.000, itu bisa sekitar satu-dua minggu. Sebulan ‘kan panen,” urai Elang. Selama sebulan pemeliharaan, sambungnya, benih gurami ukuran gabah itu siap dipanen karena permintaannya cukup tinggi.
Jika pembudidaya ingin memanen benih mencapai ukuran jempol, bisa dilakukan dengan mengurangi padat telur gurami menjadi 200 telur/galon. Sekitar dua bulan pemeliharaan, benih ukuran jempol siap dipanen. Sementara, padat tebar idealnya 500 telur/galon untuk dipanen panen pada ukuran kuku dengan waktu sekitar 1,5 bulan. Namun, Elang menganjurkan, budidaya sebaiknya dilanjutkan di kolam terpal dan kolam semen sebagai sarana adaptasi sebelum benih siap ditebar pada kolam pembesaran.
Benih gurami ukuran kuku selanjutnya dipelihara di kolam terpal berukuran 70 cm x 100 cm selama satu-dua bulan. Kolam terpal masih dilengkapi heater agar suhu kolam tetap terjaga, sedangkan pada kolam semen suhu menyesuaikan kondisi lingkungan. Pada kolam terpal, benih gurami diberi pakan cacing sutera dan berganti menjadi pakan pellet ketika masuk kolam semen. Selanjutnya, benih gurami ukuran 2-3 jari siap dipanen dari kolam semen.
Tertantang mencoba?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar